Saat ini dipasaran bisa dijumpai bermacam-macam aki, baik merek atau tipenya. Terdapat banyak penyebutan yang digunakan oleh produsen aki untuk mempromosikan produknya. Tapi, secara garis besar, jika menurut kondisi selnya, aki bisa dibagi menjadi 3 kategori;
1. Aki Konvensional atau basah.
2. Aki MF ( Maintenance Free/Valve Regulated/Sealed).
3. Aki Kering (Dry Cell).
Rata-rata aki standart pabrikan mengaplikasikan 2 tipe, aki basah dan aki MF. Aki motor termasuk jenis Lead Acid Battery. Komponen utama penyimpanan arus listrik adalah lead (timbal) dan acid (cairan asam sulfat). Jadi semua aki motor tipe basah dan MF pasti memiliki cairan.
Kondisi ini jelas berbeda jika dibandingkan dengan aki kering. Aki kering atau dry cell bisa dipahami layaknya aki jenis Lithium Ion (Li-on). Li-on tak ubahnya seperti baterai Nicad, alkaline, termasuk pula baterai jam dan baterai handphone.
Khusus untuk tipe Lead Acid, perbedaan aki basah/konvensional dan MF pada mekanisme sirkulasi uap cairannya. Aki konvensional dirancang bisa bernafas dengan udara luar. Karena itu tinggi cairan aki dalam rentang waktu tertentu bakal berkurang.
Agar selalu Normal, tinggi cairan aki harus dijaga di level tertentu. Yaitu di antara lower level dan upper level. Karena itu pada aki konvensional terdapat tutup untuk refill air aki. Sedangkan pada aki MF mempunyai kontruksi yang mampu mengembalikan uap cairan aki, kembali menjadi cairan yang langsung masuk kembali ke sel aki.
Setiap aki mempunyai kelebihan dan kekurangan. Aki konvensional dan aki MF dari sifat-sifatnya tersebut tidak lepas dari konstruksi masing-masing. Kelebihan aki MF, aki ini jelas bebas uap dan tumpahan cairan aki. Yang artinya dibandingkan aki basah/konvensional uang masih mengeluarkan uap dan berpotensi tumpah. Aki MF jelas tidak menyebabkan bau dan karat di motor.
Aki MF bebas perawatan aki karena tidak perlu penambahan air aki selama pemakaian. Aki basah harus dijaga cairannya antara upper level - lower level. Aki basah yang cairannya dibawah lower level dan telat diisi air aki, jelas beresiko besar akan rusak sel-sel akinya.
Namun karena konstruksinya yang tertutup tadi, maka aki MF harus di recharged (cas) dengan cas khusus yang menjaga arus recharge tidak berlebihan. Hal ini untuk menghindari panas dan uap yang berlebihan selama recharge. Karena dapat menyebabkan koentainer menggembung.
Sedangkan aki basah lebih toleran terhadap arus yang tinggi saat recharge tetapi arus recharge tetap harus dibatasi juga sesuai rekomendasi pabrik sekitar 1/10 s/d 1/5 kapasitas aki. Dan kekurangan utama dari aki MF, terdapat kondisi yang tidak bisa diotak atik/dioprek jika masa pakainya sudah habis. Berbeda pada aki basah yang masih bisa dioprek. Dengan mengganti cairannya. Walaupun kadang hasilnya masih untung-untungan. Dan perbedaan berikutnya pada selisih harga. Aki MF mempunyai harga diatas aki basah. Masalah harga tersebut semakin mencolokm sebab kecenderungan harga aki semakin naik, dikarenakan harga logam timbal yang juga mengalami kenaikan.
Untuk aki kering, teknologi aki kering dimasa depan akan semakin murah. Setidaknya jika dulu harga aki kering untuk kapasitas yang sama bisa berkali-kali lipa, saat ini harganya sudah mulai turun.Harganya kini sudah berada di kisaran 2x harga aki MF.
Kelebihan utama aki kering adalah untuk dimensi yang sama, beratnya bisa mencapai 65%-80% lebih ringan. Sedangkan kelebihan lainnya adalah pada kemampuan nilai CCA yang lebih tinggi. Bahkan jika dibandingkan nilai CCA dari aki MF.Namun yang perlu diperhatikan ketika membeli aki kering ini adalah pastikan bahwa aki tersebut memang dirancang untuk subtitusi di kendaraan otomotif.
No comments :
Post a Comment